Tantangan Listrik di Pedesaan Jadi Kunci Keberhasilan Program Wi-Fi Gratis di Kalimantan Timur

HARIANPPU.ID, Samarinda – Program Wi-Fi gratis yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagai bagian dari inisiatif Gratispol berpotensi menghadapi kendala serius akibat minimnya akses listrik di sejumlah desa. Padahal, program yang menargetkan 841 desa ini menjadi salah satu upaya strategis untuk memperluas akses digital dan meningkatkan kualitas pendidikan serta ekonomi masyarakat desa.

Agusriansyah Ridwan, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, menegaskan bahwa keberhasilan program Wi-Fi gratis sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur tenaga listrik di desa-desa penerima manfaat. Menurutnya, meski program sudah disiapkan secara matang oleh pemerintah provinsi, persoalan listrik harus segera diatasi agar layanan internet dapat berfungsi optimal.

“Program Wi-Fi gratis di desa sangat penting untuk mendukung berbagai sektor, mulai pendidikan hingga pelayanan publik. Namun, jika daya dukung listrik tidak memadai, maka program ini tidak akan berjalan dengan baik,” ujar Agusriansyah, yang juga Sekretaris Fraksi PKS.

Data menunjukkan, masih banyak desa di wilayah Kutai Timur, Berau dan Mahakam Ulu yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk mengkaji solusi alternatif, seperti pembangkit tenaga surya atau sistem hybrid, guna memastikan program Wi-Fi tetap dapat diakses di daerah-daerah tersebut.

Baca Juga :  Tohar Lantik 18 Pejabat Administrator dan Pengawas di Lingkup Kabupaten PPU

Program Wi-Fi gratis ini merupakan bagian dari enam layanan unggulan dalam program Gratispol, yang juga meliputi pendidikan gratis hingga jenjang S3, layanan kesehatan gratis, bantuan biaya rumah, serta seragam sekolah gratis. Diharapkan, akses internet yang stabil dan merata dapat menjadi jembatan bagi anak-anak di desa untuk mengikuti pendidikan daring dan membantu pelaku usaha kecil mengembangkan bisnis melalui ekonomi digital.

Masyarakat desa menyambut baik program ini dengan penuh harap. Namun, seperti yang diingatkan Agusriansyah, ketersediaan listrik menjadi faktor utama yang harus dipenuhi agar konektivitas dapat benar-benar membuka peluang baru bagi masyarakat desa.

“Tanpa listrik, koneksi internet itu tidak akan ada. Oleh karena itu, dukungan infrastruktur menjadi kunci agar program ini bisa sukses dan berdampak luas,” pungkasnya. (H/Adv)

Related posts