HARIANPPU.ID, PENAJAM- Bakal calon Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor melakukan diskusi bersama Jurnalis PPU dengan tema “Tantangan Ibukota Nusantara (IKN)” di Pantai Istana Amal, Selasa (16/04/2024).
Mudyat Noor yang merupakan Komisaris PT Mineral Langgeng Mega Tama yang bergerak dibidang tranding batu bara didepan para wartawan menjelaskan bahwa PPU merupakan daerah penyangga IKN ada beberapa tantangan yang ada didalamnya.
Tantangan pertama kata Mudyat kondisi Kabupaten PPU hingga saat ini masih bergantung dengan anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) dari Pemerintah Pusat.
Sumber dana itulah porsi utama dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor daerah.
“Jika harga minyak dan gas bumi dunia mengalami penurunan, pengaruhnya juga berimbas pada pendapatan. Kita harus mengoptimalkan potensi PAD agar kedepan kita tidak lagi tergantung pada dana bagi hasil minyak dan gas bumi terlebih hadirnya IKN,” kata Mudyat.
Tantangan kedua agar warga PPU mampu bersaing di IKN, dan jika nanti diberikan amanah menjadi Bupati PPU ia akan untuk menambah anggaran beasiswa.
Karena hal ini berkaitan langsung dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah itu.
“Salah satu cara peningkatan SDM melalui program beasiswa agar peserta didik bisa lanjutkan ke perguruan tinggi. Ini bertujuan agar warga PPU tidak hanya menjadi penonton di Badan Otorita IKN kelak,” lanjutnya.
Tantangan ketiga dibidang pertanian, mantan anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2009-2014 ini menambahkan sektor pertanian di PPU harus mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi, serta pemerintah pusat.
Terutama untuk ketersediaan sumber air bagi pengairan atau irigasi lahan pertanian, karena selama ini petani masih tergantung pengairan tadah hujan.
“Selain air petani kita kesulitan medapatkan pupuk termasuk juga jalan usaha tani yang masih banyak yang kurang memadai. Ini yang akan menjadi perhatian kita juga,” ujarnya.
Tantangan keempat disektor nelayan juga perlu adanya pengawasan secara ketat penyaluran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi. Hal ini juga menjadi keluhan warga karena BBM bersubsidi kadang sulit untuk didapatkan.
“Kita juga akan menyediakan kredit usaha rakyat tanpa anggunan super murah untuk UMKM dan memberikan pengembangan dan pelatihan,” pungkasnya.
Tim Liputan Harian PPU