Disdikpora PPU Bakal Gelar Permainan Anak 80 an

HARIANPPU.ID, PENAJAM- Era modern yang serba digital sering kali membuat kita lupa pada akar budaya yang pernah begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memilih untuk melawan arus dengan menghadirkan kembali kegembiraan masa lalu melalui acara “Back to 80’s”.

Digelar pada 13-15 Desember 2024 di Lapangan Stadion Panglima Sentik, acara ini menjadi wadah unik untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda.

Read More

Berkat kolaborasi antara Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora), masyarakat PPU diajak keluar dari rutinitas digital untuk mengalami kebahagiaan sederhana yang pernah dirasakan di masa lalu.

Beragam permainan seperti lompat karet, grobak sodor, cinaboy, dan bentengan menjadi magnet utama.

Acara ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang lomba, tetapi juga sebagai perjalanan budaya yang mengingatkan kita pada pentingnya interaksi langsung, kerja sama, dan kreativitas tanpa batas teknologi.

Baca Juga :  Ketua DPRD PPU Apresiasi Seminar Petualangan Literasi Anak Tahun 2023

Ketua Panitia Pelaksana, Fitri Sidauruq, mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan budaya kepada generasi muda.

“Permainan ini adalah cermin dari kekayaan budaya kita yang penuh dengan nilai-nilai luhur. Dengan memainkannya kembali, kita sebenarnya sedang menjaga warisan budaya yang berharga,” ujar Fitri, Rabu, (11/12/2024).

Sebagai salah satu sorotan, lompat karet menawarkan keseruan dan tantangan fisik yang sudah jarang ditemukan dalam permainan modern.

Melompat melewati tali yang terus dinaikkan tingginya melatih ketangkasan sekaligus menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat.

Sementara itu, permainan seperti grobak sodor dan cinaboy mengajarkan pentingnya kerja tim dan strategi, menjadikannya pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik.

Tidak hanya menyasar kalangan muda, acara ini juga membuka pintunya untuk semua usia. Dengan total hadiah Rp50 juta, panitia berharap bisa menarik partisipasi yang lebih luas dan menjadikan permainan tradisional ini sebagai agenda tahunan.

“Di tengah arus modernisasi, kami ingin permainan tradisional tidak hanya menjadi kenangan, tetapi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini dan masa depan,” tutup Fitri. (MAD/*)

Related posts