Arogansi Buah Kesombongan

Penulis : Nazwar, S. Fil. I., M. Phil

Yogyakarta 17 Januari 2024

Setiap sifat, sikap dan kebiasaan buruk cukuplah untuk diambil hikmah darinya. Sikap buruk, jika pun diulas tujuannya adalah dipelajari agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Hal ini berbeda dengan kebaikan dan takwa yang diperintah untuk melakukannya, mengenal dosa dan permusuhan serta berbagai langkah yang merupakan perintah setan untuk dijauhi serta diambil hikmah darinya.

Sikap arogan dan jauh dari perasaan lembut menghadirkan perasaan takut dan menjauh lantaran berkeras hati dan senantiasa berusaha mengambil kendali. Jika saja kemurnian aqidah menjadi dasar yang tersemayam di jiwa maka sungguh kondisi ini tidak akan tercipta.

Terkecuali seseorang dalam kondisi tertentu dan penuh keterbatasan misalnya secara penuh bertawakkal kepada Allah dengan segenap ilmu dan kemampuannya maka, ini adalah pengecualian.

Namun, jika sikap arogan yang muncul dari dosa-dosa masa silam tanpa ada usaha perbaikan (tobat), maka sungguh hal ini adalah sesuatu yang perlu untuk dihindari.

Penting diingat, jangan sampai beberapa indikasi perbuatan saja, tanpa ada keyakinan yang kuat namun sudah teguh dengan dugaan. Di sini bagian daripada sikap hati-hati dan penting untuk diteliti diri sendiri, sudah kah tepat dugaan tersebut?. Seberapa tepat suatu tindakan tersebut dapat terindikasi suatu bentuk sikap arogan!.

Maka sikap arogan yang berawal dari kesombongan dosa harus segera diperbaiki. Akibatnya bukan hanya pada ketidaknyamanan sikap terhadap orang-orang sekitar, tetapi juga hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Terlebih dalam menghadapi suatu persoalan, bisa-bisa sikap preminisme yang menonjol dan kekerasan, hal ini tentu tidak pantas dikedepankan.

Baca Juga :  Asisten II Pemkab PPU Buka Ekspose Adipura, Minta Pertahankan Prestasi Daerah

Karena sombong merupakan selendang kehormatan Tuhan, maka barang siapa yang berusaha menggunakannya akan binasa. Jika tidak ada kesadaran atas hal tersebut, kebinasaan yang tidak hanya ditanggungnya secara pribadi, namun dapat berpengaruh kepada orang di lingkungan terdekatnya seperti anak.

Sikap mudah tersinggung, ingin menang sendiri, dan tertutup dengan berbagai kemungkinan kebaikan-kebaikan adalah di antara buah dari arogansi hang merupakan sikap yang lahir dari sifat sombong. Maka, untuk terhindar dari itu semua, Rasulullah mengajarkan sebuah do’a bahkan untuk dirutinkan dan dibaca tiga kali setiap pagi dan petang hari. Berikut do’anya.

“Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazni, wa a’udzubika minal ajzi wal kasli, wa a’udzubika min gholabatid-daini wa qohrir-rijaal.”

Artinya: “ya Allah sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari kesedihan dan kekhawatiran, dan aku berlindung dengan Engkau dari kepayahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada Engkau dari belenggu hutang dan kesewenang-wenangan laki-laki “

Demikian identifikasi sifat tercela sombong untuk dihindari dan harapannya tidak tumbuh menjadi sikap arogansi dan terus tumbuh dengan membuahkan buah keburukan lainnya beserta do’a agar terhindar darinya. InshaaAllah bermanfaat, “Allahu A’lam”. (IST)

Related posts